Selasa, 18 September 2007

Law of Attraction – Hukum Daya Tarik - Hari Pertama

Marshall Silver dalam bukunya Passion, Profit, & Power mengatakan
bahwa 1% orang menguasai 50% uang yang beredar di dunia dan 5% orang
menguasai 90% uang yang beredar.

Jika uang yang ada di seluruh dunia ini dibagi rata. Ternyata
sebagaimana diramalkan oleh Marshall Silver, dalam 5 tahun sejak semua
orang mendapat porsi yang sama dari uang yang dibagi, komposisi
tersebut akan kembali ke angka semula yaitu : 1% orang menguasai 50%
uang yang beredar dan 5% orang menguasai 90% uang yang beredar di dunia.

Mengapa demikian? Apakah karena Tuhan yang menentukan hal tersebut
alias `nasib dari sono-nya' ataukah ada faktor lainnya?

Ternyata menurut Jack Canfield - pengarang, guru, pembimbing hidup,
pembicara motivasi - orang-orang tersebut bisa mencapai komposisi
demikian karena mereka tahu suatu RAHASIA dan mereka tahu cara untuk
mengaplikasikannya.

Bob Proctor - filsuf, pengarang, pembimbing pribadi - mengemukakan
bahwa kita semua bekerja dengan satu daya yang tak terhingga. Hukum
alam semesta ini begitu tepat dan universal, contoh : apel di
Indonesia, di Amerika, di Inggris, di China, ketika jatuh dari
pohonnya maka dia akan menuju ke pusat gravitasi bumi (bukan misalkan
ketika di Indonesia, apel tersebut mengambang dan ketika di China,
apel tersebut jatuh ke atas, dsb nya).

Rahasia tersebut adalah DAYA TARIK. Apapun yang terjadi dalam hidup
kita ditarik oleh pikiran kita ke dalam hidup kita.

John Assaraf - wiraswastawan, ahli pengolah keuangan - menggambarkan
hukum daya tarik tersebut sebagai sebuah magnet dan magnet akan
menarik sesuatu ke arahnya.

Bob Doyle - pengarang, spesialis hukum tarik menarik - mengatakan
bahwa kemiripan akan menarik kemiripan. Jadi ketika kita memikirkan
sesuatu, kita akan menarik pikiran-pikiran serupa ke diri kita.

Contoh : seorang salesman mengeluh akan susahnya mencari order,
susahnya mendapatkan bonus, susahnya naik jabatan, dll kepada rekan
salesman lainnya. Berarti dia menarik pikiran `susah' tersebut ke
dirinya. Pernah Anda amati, biasanya yang terjadi adalah
salesman-salesman lainnya turut menimpali atau menambahkan atau
mengompori hal-hal `susah' tersebut sehingga energi `susah' menyebar
dari satu orang ke orang lainnya dan memperkuat pikiran `susah' dalam
diri salesman pertama tersebut karena dia menarik pikiran `susah' ke
dalam dirinya.

Intinya apa yang berlangsung dalam pikiran Anda, Anda menariknya ke
dalam diri Anda – Bob Proctor
Contoh : Kita berpikir kita bisa atau kita tidak bisa, kedua-duanya
adalah benar. Jika kita berpikir kita bisa maka kita pasti bisa.
Tetapi jika kita berpikir kita tidak bisa maka memang betul kita tidak
bisa.

"Mengapa tidak semua orang hidup dalam impiannya?" Jawabannya adalah
karena : kita seringkali memikirkan apa yang tidak kita mau lebih
sering dan lebih kuat daripada apa yang kita mau.

Contoh : seorang salesman mau membeli mobil 1000 cc karena sehari-hari
dia menggunakan motor 110 cc. Dia berpikir bahwa dengan mempunyai
mobil, dia akan bisa mengajak anak dan istrinya berjalan-jalan ke luar
kota, dia akan dihargai oleh rekannya sesama salesman, dia akan
dipandang oleh mertuanya, dll. Tetapi ketika, sudah 3 bulan order
belum dapat, bonus tidak keluar, atasan marah-marah, dsb nya dia mulai
kendor. Akhirnya setelah 6 bulan dengan pikirannya yang mulai pesimis
akhirnya dia menarik "bukan mobil 1000 cc" tapi hanya motor 125 cc.
Itu karena dia tidak benar-benar memikirkan dan `menarik' mobil 1000
cc tersebut.

Banyak orang, ketika mengetahui prinsip Daya Tarik ini, mereka mulai
ketakutan terhadap semua pikiran negatif yang mereka punya. Mereka
harus sadar bahwa terbukti secara ilmiah : Pikiran/ Afirmasi positif
ratusan kali lebih kuat daripada pikiran negatif – Michael Bernard
Beckwith - visioner, pendiri agape international spiritual center

Untungnya apa yang kita pikirkan tidak seketika itu terjadi – Lisa
Nichols – pengarang, penasihat pemberdayaan pribadi. Tetapi ada jeda
waktu. Jeda waktu ini berfungsi untuk mengatur ulang apa yang kita
pikirkan sehingga kita bisa membuat pilihan baru. Bayangkan jika kita
memikirkan ada perampok di rumah kita dan tiba-tiba perampok tersebut
langsung muncul. Jeda waktu membuat kita menjadi lebih waspada dalam
mengatur sistem keamanan di rumah kita, misal memasang gembok,
menyalakan lampu taman, ikut siskamling, dll.

Selanjutnya kita akan membahas bagaimana cara mengendalikan PIKIRAN
kita, bagaimana cara mengendalikan PERASAAN kita, bagaimana cara
merubah PERASAAN kita, bagaimana cara menggunakan RAHASIA ini, dan
bagaimana cara untuk mempercepat PROSES ini.

Genetika Pengusaha

George Bernard Shaw adalah penulis besar kelahiran
Irlandia. Kecerdasannya sangat luar biasa, sehingga
Shaw pernah memperoleh hadiah Nobel untuk karya
sastra, sekaligus penerima Piala Oscar untuk karyanya
yang diangkat ke layar perak. Demikian mengagumkannya
kecerdasan seorang George Bernard Shaw, sehingga konon
dia pernah dilamar oleh seorang aktris cantik. Dengan
maksud, supaya kelak menghasilkan keturunan yang
rupawan seperti ibunya, dan cerdas seperti ayahnya.
Namun, Shaw kemudian menjawab, "Lalu bagaimana kalau
kita memiliki anak dengan otak seperti Anda, dan wajah
seperti saya?".

Ya demikianlah menurut ilmu genetika. Bahwa banyak hal
kita warisi secara turun temurun dari orang tua kita.
Kulit kita yang sawo matang, rambut kita yang hitam,
hidung kita yang tidak mancung. Hingga ke hal-hal yang
sifatnya non fisik seperti misalnya sifat atau bakat
tertentu. Maka banyak anak penyanyi yang kemudian
menjadi penyanyi, anak jenderal jadi tentara, dan anak
pedagang jadi pedagang. Maklum, bakat dari orang tua
nya mengalir deras di darah mereka.

Ini yang kadang membuat saya sedikit iri dengan
rekan-rekan saya yang berasal dari keluarga pebisnis.
Sangat wajar jika mereka kemudian juga menekuni
bisnis. Bahkan tidak jarang mereka bisa langsung mulai
belajar berbisnis dengan meneruskan usaha yang telah
dirintis orang tuanya. Ini jauh berbeda dengan saya,
karena keluarga saya sama sekali bukan keluarga
pebisnis.

Karena tidak memiliki "darah pedagang" ini, sewaktu
mulai berbisnis terus terang saya sempat ragu.
Benarkah jalan yang saya ambil? Bukankah saya sama
sekali tidak memiliki bakat? Saya sudah cek silisilah
keluarga saya dari Ayah ataupun Ibu, kalau dirunut ke
atas semua adalah pegawai pemerintah. Jadi sudah
yakin, pasti, 100%, positif, tidak ada gen pedagang di
tubuh saya. Kalau bakat seni, mungkin sedikit-sedikit
masih ada karena kedua orang tua saya menyukai seni
musik. Bakat menjadi pembicara, mungkin saja ada
menetes sedikit, karena Kakek saya pemimpin kampung
dan pembicara yang baik sekali. Tapi berbisnis?
berdagang? jual beli? Tidak ada sama sekali.

Maka ketika usaha pertama saya tidak berjalan lancar,
saya kemudian mengingatkan diri saya. "Tuh kan gagal,
wong tidak ada bakat dagang …"

Saya bahkan sempat percaya bahwa bakat berdagang
memang diwariskan. Dan mencoba menerima kenyataan
bahwa saya bukan salah seorang yang mewarisi bakat
tadi. Namun, kemudian pelan-pelan saya mengamati,
ternyata banyak teman-teman saya yang meskipun orang
tuanya pengusaha sukses, toh juga bisa mengalami
kegagalan dalam bisnisnya. Ini sedikit membuka wawasan
saya. Wah, ternyata sama saja, yang punya "bakat"
dagang toh juga bisa gagal. Bukan bermaksud
"nyukurin", tapi ini sedikit membuka harapan saya,
bahwa jangan-jangan bakat bukan faktor penentu untuk
menjadi pengusaha sukses.

Atau, mungkinkah bakat seseorang memang bisa berubah?

Adalah Prof. Kazuo Murakami, seorang ahli genetika,
dalam bukunya The Divine Message of The DNA yang
kemudian membuka wawasan saya lebih luas. Ternyata
menurut ilmu genetika memang betul, segala sesuatu
yang merupakan "bakat" ditentukan oleh kode genetis
yang ada dalam DNA kita. Sebagai gambaran, setiap
kilogram tubuh kita terdiri dari sekiar 1 trilyun sel.
Jadi seorang bayi yang baru lahir sudah memiliki
sekitar 3 trilyun sel. Padahal awalnya kita hanyalah
satu buah sel yang sudah dibuahi. Yang kemudian
membelah menjadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8 dan
seterusnya hingga trilyunan tadi. Setiap sel memiliki
inti sel (nucleus) yang mengandung DeoxyriboNucleic
Acid (DNA). DNA inilah yang menyimpan kode genetis
yang menjadi cetak biru tubuh kita. Jadi akan menjadi
seperti apa kita, seolah sepertinya sudah terprogram
dalam DNA tadi.

Lalu jika dalam setiap sel tubuh kita terdapat DNA
yang sama, bagaimana sebuah sel tahu bahwa ia adalah
bagian dari rambut, misalnya, dan kapan rambut mulai
tumbuh, dsb. Menurut pakar genetika, ternyata terdapat
mekanisme "nyala/padam" pada DNA tadi. Sebagai contoh,
gen yang menentukan sifat kelamin laki-laki (berkumis,
bersuara berat, dsb) yang semula "padam" akan
"menyala" pada saat pubertas.

Bahkan, lebih jauh lagi. Proses nyala/padam tadi
ternyata dapat terjadi sebagai respon lingkungan yang
berubah. Dua ilmuwan dari Institut Pasteur mengamati
hal ini. Bakteri E.Coli yang hanya mengkonsumsi
glukosa, ternyata ketika ditempatkan pada lingkungan
yang hanya ada laktosa, mampu merubah diri menjadi
pemakan laktosa. Mekanisme internalnya sangat ajaib,
karena bakteri adalah makhluk satu sel. Sehingga
perubahan menjadi pemakan laktosa seolah-olah seperti
menyalakan sebuah kemampuan yang semula tidak nampak.

Dan ini membawa konsekuensi luar biasa. Karena jika
benar gen pembawa sifat tadi memiliki mekanisme
nyala-padam seperti itu. Kita tidak pernah tahu
potensi apa dalam diri kita yang saat ini belum kita
nyalakan. Jangan-jangan saya juga memiliki bakat
bermain saksofon sebagus Dave Koz, hanya saat ini
belum dinyalakan saja. Atau jangan-jangan ada bakat
bisnis sehebat Donald Trump yang masih terpendam dalam
diri saya, dan menunggu dinyalakan?

Dan memang demikianlah menurut Prof. Murakami. Bahwa
bakat seseorang dapat muncul pada umur berapapun.
Banyak sekali contoh pemusik atau olahragawan yang
semula hanya memperlihatkan "bakat" yang biasa-biasa,
namun kemudian tumbuh secara luar biasa seiring dengan
disiplin dan latihan yang dilakukan. Atau seorang yang
hari ini dikenal sebagai ilmuwan genius, padahal teman
SD nya mengenal dirinya dulu sebagai anak yang kurang
pandai. Atau seseorang yang hari ini dikenal sebagai
politisi dan orator hebat, sementara dulunya anak yang
kuper. Jadi kalau anak Anda hari ini kurang pandai
matematika, sumbang kalau bernyanyi, atau kurang
berprestasi dalam orahraga. Anda tidak perlu buru-buru
frustrasi sambil berteriak "Ah, dasar gak bakat".
Siapa tahu, gen positif pembawa bakatnya saja yang
belum menyala.

Faktor penting yang akan dapat mengaktifkan gen
positif Anda adalah lingkungan. Jadi yang membuat
seorang Ananda Mikola pandai mengemudi mobil balap
bukan semata karena ayahnya adalah pembalap. Namun
karena lingkungan yang sangat mengkondisikan dia
menjadi pembalap. Kalau hanya mengandalkan bakat
keturunan saja, maka pembalap Formula 1 paling
fenomenal hari ini, Lewis Hamilton, akan menjadi
pekerja di jawatan Kereta Api seperti kakeknya, atau
jadi konsultan IT seperti ayahnya. Namun, bakat
membalap Lewis ternyata menyala ketika ayahnya
memberikan Go Kart sebagai hadiah natal. Dan semakin
berkobar ketika diasuh Ron Dennis, bos tim McLaren.

Jadi, Anda yang tidak memiliki "bakat pedagang"
seperti saya tidak perlu khawatir. Gen pembawa bakat
dagang Anda dapat menyala belakangan. Dan Anda yang
merasa memiliki "bakat dagang", selamat … Anda sudah
punya modal awal. Namun tetap hati-hati, tanpa
dukungan lingkungan dan sikap yang benar, gen pembawa
bakat Anda dapat saja padam.